Al-Hurr bin Abdurrahman ats-Tsaqafi
Al-Ḥurr bin ʿAbdurrahman ats-Tsaqafi (bahasa Arab: الحر بن عبد الرحمن الثقفي) adalah gubernur keempat al-Andalus pada masa Kekhalifahan Umayyah. SilsilahAl-Hurr berasal dari Bani Tsaqif. Silsilahnya adalah Al-Hurr bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abi Aqil Utsman bin Abdullah bin Rabi'ah bin al-Harits bin Habib bin al-Harits bin Malik bin Huthaith bin Jusyam bin Qasiyy (Tsaqif) ats-Tsaqafi al-Maliki.[1][2] Ayah Al-Hurr, Abdurrahman bin Abdullah yang dipanggil dengan nama Ibnu Ummul Hakam, adalah gubernur Kufah, dan kakek dari ayahnya, Abu Aqil Utsman bin Abdullah, adalah pembawa panji kaum musyrik pada Pertempuran Hunain dan terbunuh dalam keadaan kafir.[1] Masa jabatanAl-Hurr merupakan gubernur al-Andalus pada masa Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik.[3] Muhammad bin Yazid, gubernur Ifriqiyah saat itu, mengangkatnya sebagai gubernur setelah dia mengirimnya ke sana pada Dzulhijjah 97 H (Maret 716[4]) dengan didampingi oleh 400 orang dari Ifriqiyah.[5] Al-Hurr menggantikan Ayyub bin Habib al-Lakhmi, yang telah dipilih oleh rakyat al-Andalus untuk menggantikan gubernur yang terbunuh, Abdul Aziz bin Musa bin Nushair.[6] Al-Hurr bin Abdurrahman merupakan panglima Arab pertama yang menyeberangi Pegunungan Pirenia pada tahun 99 H (718 M) ketika dia memimpin serangan kecil ke Septimania[7] tetapi serangannya tidak meraih kesuksesan. Al-Hurr menghabiskan masa jabatannya untuk menumpas konflik yang muncul antara kelompok Arab dan Berber, mereformasi pasukan dan mengatur negara. Selain itu, ia berhasil dalam mengalahkan kaum Kristen Goth yang mencoba mendapatkan kembali tanah yang ditaklukkan oleh pasukan muslim dan mampu membatasi wilayah mereka ke wilayah Basque.[7] Pada masa pemerintahannya, pasukan muslim mengalami kekalahan pertama mereka di al-Andalus dalam Pertempuran Covadonga yang dipimpin oleh Pelayo, dan menghasilkan inti kerajaan Kristen pertama di utara Semenanjung Iberia sejak umat Islam masuk ke al-Andalus.[8] Ketika Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah, Al-Hurr diberhentikan dan diganti dengan As-Samah bin Malik al-Khaulani.[9] Al-Hurr diberhentikan pada bulan Ramadhan 100 H (719 M).[4] Masa jabatannya berlangsung selama tiga tahun.[4] KematianAl-Hurr meninggal setelah tahun 724. Namanya dikaitkan dengan Balath Al-Hurr yang terletak di Kordoba Timur.[3] Referensi
Sumber
|