Wilayah kecamatan ini membentang dari pesisir Samudra Hindia yang rawan tsunami[6] di sebelah selatan hingga ke daerah pedalaman. Topografi wilayahnya terdiri dari dataran rendah serta kawasan lereng dan perbukitan yang tidak terlalu tinggi, dengan ketinggian rata-rata 25–50 m.dpl. Jenis tanah di Air Besi didominasi oleh podsolik merah kuning dan latosol.[5] Air Besi beriklim tropis sebagaimana umumnya wilayah Indonesia. Curah hujan cukup tinggi, mencapai 1.000-2.000 mm per tahun, dengan variasi antarbulan yang tidak terlalu kentara.[7]
Batas-batas
Kecamatan Air Besi memiliki batas-batas administratif sebagai berikut.[5]
Kantor camat Air Besi terletak di Dusun Curup, yang berjarak 28 km dari ibu kota kabupaten.[5] Jabatan camat saat ini dipegang oleh Novi Indra,[8] yang menggantikan Ajiansyah yang menyelesaikan baktinya pada 31 Mei 2021.[9] Kantor camat Air Besi memiliki 23 pegawai negeri sipil, yang terdiri dari 19 pegawai laki-laki dan empat pegawai perempuan.[10]
Awalnya kecamatan ini terdiri dari 17 desa definitif. Pada 2012, sebuah kecamatan baru, Tanjung Agung Palik diresmikan. Dua desa di kecamatan ini, yaitu Tanjung Agung dan Padang Sepan kemudian ditransfer ke kecamatan baru tersebut. Menyisakan Air Besi dengan 15 desa saja.[5] Desa-desa yang ada di kecamatan Air Besi dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Air Besi memiliki penduduk sebanyak 9.747 jiwa.[15] Desa dengan penduduk terbanyak adalah Kota Agung. Populasi Kota Agung berjumlah 1.393 jiwa atau setara 14,297% penduduk kecamatan Air Besi. Talang Baru Ginting adalah desa dengan penduduk paling sedikit, 253 jiwa atau hanya 2,6% seluruh penduduk Air Besi.[15] Data distribusi penduduk serta data kependudukan tiap desa selengkapnya terdapat dalam tabel berikut.
Air Besi memiliki 2.906 keluarga pelanggan listrik, yang semuanya melanggan listrik PLN, serta tiga keluarga bukan pengguna listrik. Semua keluarga bukan pengguna listrik berada di Sungai Pura.[17]
Kesehatan
Sarana kesehatan yang terdapat di Air Besi meliputi sebuah poliklinik dan sebuah puskesmas nonrawat inap.[18] Data tahun 2020 tidak menunjukkan adanya kasus gizi buruk di wilayah ini.[19]
Jumlah tenaga pengajar di sekolah-sekolah di Air Besi mencapai 135 orang, berbanding 1.356 orang murid. Perinciannya adalah terdapat 77 guru dan 1.001 murid tingkat SD, 34 guru dan 204 murid tingkat SMP, serta 24 guru dan 151 murid tingkat SMA.[20]
Kondisi sosial
Agama
Islam adalah agama terbesar dan dipeluk oleh mayoritas penduduk Air Besi. Tidak ada jumlah pasti berapa persentase pemeluk Islam dan nonmuslim. Namun, Islam sebagai agama utama terlihat dari 24 buah masjid serta sebuah musala yang ada.[26] Tidak tercatat ada sarana peribadatan agama lain.[26]
Suku bangsa dan bahasa
Suku Rejang adalah penduduk asli kecamatan ini. Semua desa didirikan dan dihuni oleh sebagian besar suku Rejang. Bahasa asli mereka adalah bahasa Rejang. Namun, bahasa yang dipergunakan sebagai lingua franca dalam pergaulan dan interaksi antaretnis adalah bahasa Melayu. Bahasa Indonesia pun saat ini semakin luas digunakan dan merupakan bahasa pengantar pada urusan-urusan resmi, termasuk proses belajar mengajar di sekolah dan pada pelayanan publik. Selain suku Rejang, suku bangsa pendatang seperti Jawa, Bali, dan Serawai juga ada di Air Besi dalam jumlah yang lebih sedikit.
Tindak pidana
Catatan Kepolisian Resor Bengkulu Utara menunjukkan bahwa antara 2016 hingga 2020, terdapat tren penurunan jumlah tindak pidana yang dilakukan di kecamatan Air Besi. Pada tahun 2016, tercatat ada 33 kasus. Jumlah kasus terus menurun seiring waktu menjadi 19 kasus pada 2017, tujuh kasus pada 2018, tidak ada kasus tercatat pada 2019, dan pada 2020 tercatat ada enam kasus.[27]
Ekonomi
Agraria
Sektor ini adalah sektor yang signifikan terhadap perekonomian kecamatan. Ada berbagai macam komoditas yang dibudidayakan. Jenis sayuran yang utama yang dibudidayakan adalah cabai, luas lahan 16 hektare dengan hasil panen sebesar 114 ton, dan tomat, luas lahan 9 hektare dengan hasil panen sebesar 205 ton.[28] Selain itu para petani di Air Besi juga menanam tanaman herbal seperti kencur dan kunyit. Kencur ditanam pada lahan seluas 14,5 hektare, hasil panennya sebesar 465,607 ton. Kunyit ditanam pada lahan seluas 3,6 hektare, hasil panennya 428,405 ton.[29] Ada pun buah-buahan, jeruk, pisang, dan mangga berturut-turut merupakan jenis dengan hasil panen terbesar. Air Besi memproduksi 248,1 ton jeruk, 120,8 ton pisang, dan 93,3 ton mangga.[30] Sementara tanaman keras (tanaman perkebunan) yang paling besar produksinya adalah kelapa sawit (396 hektare) dan karet (1.321 hektare). Hasil panen kelapa sawit mencapai 3712,8 ton dan karet mencapai 1.377,6 ton.[31]
Perikanan
Ada 35 rumah tangga yang menggantungkan hidupnya pada perikanan laut atau menjadi nelayan. Total tangkapan ikan laut di kecamatan Air Besi mencapai 31,89 ton.[32] Jumlah tersebut jauh lebih kecil dari hasil produksi ikan pada perairan umum yang diusahakan oleh 31 keluarga dengan output mencapai 136,23 ton.[32] Ada satu rumah tangga yang memiliki tambak dan 87 rumah tangga lainnya yang memiliki kolam ikan. Nila, mas, dan lele adalah tiga jenis ikan dengan budidaya terbesar, masing-masing 89,79, 21,36, dan 17,39 ton.[33]
Peternakan
Jumlah ayam buras di kecamatan ini mencapai 13.001 ekor, tertinggi di antara semua jenis hewan ternak. Kambing dan sapi adalah hewan ternak nonunggas yang paling besar populasinya. Jumlah kambing di Air Besi mencapai 837 ekor, sedangkan sapi mencapai 449 ekor. Hewan ternak lain seperti kerbau dan domba, jumlahnya kurang dari 100 ekor.[34]
Pariwisata
Air terjun Gelanggang, pantai di Kota Agung, dan pemandian di Dusun Curup adalah tiga objek wisata utama kecamatan Air Besi.[35] Tidak ada data mengenai berapa wisatawan yang berkunjung setiap bulan atau tahunnya. Sarana pendukung seperti penginapan dan restoran atau rumah makan tidak tersedia,[36]
Perdagangan dan jasa
Satu pasar dengan bangunan semi permanen terdapat di desa Datar Macang. Selain itu ada 79 warung kelontong dan 36 kedai makanan di kecamatan ini. [37] Belum ada bank BUMN maupun swasta yang membuka layanan di kecamatan Air Besi.[38]
Transportasi dan komunikasi
Jenis transportasi yang melayani kecamatan ini adalah transportasi darat.[39] Talang Lembak, Talang Renah, Sungai Pura, dan Tanjung Genting dilayani oleh angkutan umum. Desa-desa lainnya angkutan umum belum tersedia. Jalan penghubung antardesa umumnya dalam keadaan cukup baik, semua desa sudah terhubung dengan jalan aspal/beton.[40]
Seluruh wilayah Air Besi sudah terlayani oleh layanan seluler, dengan tingkat kekuatan sinyal yang belum merata.[41] Status sinyal sangat kuat di Genting Perangkap dan Dusun Curup, serta berstatus kuat di Kota Agung, Tanjung Karet, dan Penyangkak. Sisanya berstatus lemah. Jumlah menara seluler atau BTS ada tiga, dua di Dusun Curup dan satu di Penyangkak.[41] Penyangkak dan Kota Agung dilayani oleh empat operator, sedangkan desa-desa lain bervariasi antara satu operator saja (biasanya Telkomsel), dua, atau tiga operator. Tidak ada kantor pos yang melayani daerah ini.[42]
^"Sejarah". Situs Web Kabupaten Bengkulu Utara. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-30. Diakses tanggal 2021-12-30.Parameter |acccess-date= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Siddik, Abdullah (1980). Hukum Adat Rejang. Jakarta: Balai Pustaka. hlm. 22. Diakses tanggal 30 Desember 2021.
Produk hukum
"Peraturan Daerah Kabupaten Bengkulu Utara No. 11 tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bengkulu Utara tahun 2015-2035". Tahun 2015(PDF). DPRD dan Bupati Bengkulu Utara. hlm. 130.Diarsipkan 2022-01-01 di Wayback Machine.