Aedes albopictus (Stegomyia albopicta), juga dikenal sebagai nyamuk macan Asia atau nyamuk hutan, adalah nyamuk asli daerah tropis dan subtropis di Asia Tenggara; namun, dalam beberapa dekade terakhir, spesies ini telah menyebar ke banyak negara melalui pengangkutan barang dan perjalanan internasional.[1] Nyamuk ini punya ciri khas belang putih pada kaki dan tubuhnya.
Nyamuk ini telah menjadi hama yang banyak mengganggu karena lebih banyak hidup berdampingan dengan manusia (daripada tinggal di lahan basah), dan biasanya terbang dan mencari makan di siang hari selain pada waktu senja dan fajar. Serangga ini disebut nyamuk macan karena tubuhnya yang terdapat belang, yang menyerupai harimau. Ae. albopictus adalah vektor (penular) banyak patogen, termasuk virus demam kuning, demam berdarah, dan Chikungunya,[2] serta beberapa filaria seperti Dirofilaria immitis.[3] Aedes albopictus dapat membawa virus Zika[4][5] dan dianggap sebagai vektor potensial untuk penularan Zika di antara manusia.
Referensi
- ^ Scholte, J.-E.; Schaffner, F. (2007). "Waiting for the tiger: establishment and spread of the Aedes albopictus mosquito in Europe". Dalam Takken, W.; Knols, B. G. J. Emerging pests and vector-borne diseases in Europe. 1. Wageningen Academic Publishers. ISBN 978-90-8686-053-1.
- ^ Hochedez, P.; et al. (2006). "Chikungunya Infection in Travelers". Emerging Infectious Diseases. 12 (10): 1565–1567. doi:10.3201/eid1210.060495. ISSN 1080-6040. PMC 3290953 . PMID 17176573.
- ^ Cancrini G, Frangipane di Regalbono A, Riccia I, Tessarin C, Gabrielli S, Pietrobelli M (2003). "Aedes albopictus is a natural vector of Dirofilaria immitis in Italy". Veterinary Parasitology. 118 (3–4): 195–202. doi:10.1016/j.vetpar.2003.10.011. ISSN 0304-4017.
- ^ Wong, Pei-Sze Jeslyn (2013). "Aedes (Stegomyia) albopictus (Skuse): A Potential Vector of Zika Virus in Singapore". PLOS Neglected Tropical Diseases. 7 (8): e2348. doi:10.1371/journal.pntd.0002348. PMC 3731215 . PMID 23936579.
- ^ Grard, Gilda (2014). "Zika Virus in Gabon (Central Africa) – 2007: A New Threat from Aedes albopictus?". PLOS Neglected Tropical Diseases. 8 (2): e2681. doi:10.1371/journal.pntd.0002681. PMC 3916288 . PMID 24516683.
Bacaan lanjut
- Anosike, Jude C.; Nwoke, Bertram E.; Okere, Anthony N.; Oku, Ene E.; Asor, Joe E.; Emmy-Egbe, Ifeyinwa O.; Adimike, Desmond A. (2007). "Epidemiology of tree-hole breeding mosquitoes in the tropical rainforest of Imo State, south-east Nigeria" (PDF). Annals of Agricultural and Environmental Medicine. 14 (1): 31–38. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 26 September 2007. Diakses tanggal 5 September 2007.
- Centers for Disease Control and Prevention (CDC) (2007): Information on Aedes albopictus. Version of 7 November 2005. Retrieved 31 October 2007.
- Enserink, Martin (2007). "Tropical Disease Follows Mosquitoes to Europe". Science. 317 (5844): 1485. doi:10.1126/science.317.5844.1485a. PMID 17872417.
- European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC) (2007): Mission Report – Chikungunya in Italy, 17–21 September 2007. PDF fulltext
- Nishida, G. M. & Tenorio, J. M. (1993): What Bit Me? Identifying Hawaiʻi's Stinging and Biting Insects and Their Kin. University of Hawaiʻi Press, Honolulu.
- Novak R (1992). "The asian tiger mosquito, Aedes albopictus". Wing Beats. 3 (3): 6. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 August 2007.
- Kollars, Thomas M. (2017-09-25). "Potential for the Invasive Species Aedes Albopictus and Arboviral Transmission through the Chabahar Port in Iran". Iranian Journal of Medical Sciences (dalam bahasa Inggris). 43 (4): 393–400. ISSN 1735-3688. PMC 6055213 . PMID 30046208.
|
---|
Aedes albopictus | |
---|
Culex albopictus | |
---|