Dalam BuddhismeVajrayana, Adi-Buddha atau Adibuddha (Tibet: Dang-po'i sangs-rgyas), adalah "Buddha Pertama". Istilah ini mengacu Buddha yang menciptakan dirinya sendiri, berasal dari dirinya sendiri, ada sebelum yang lain ada. Samantabhadra, Vairocana, dan Vajradhara adalah nama-nama Adi-Buddha yang paling dikenal, meskipun ada juga nama lain seperti Sanghyang Adi Buddha dari Indonesia. Adi-Buddha biasanya digambarkan memiliki kulit berwarna biru tua.
Konsep Adi-Buddha merupakan bentuk Buddhisme yang paling mendekati monotheisme. Meskipun selanjutnya Adi-Buddha diyakini menjadi pusat para makhluk suci yang damai dan murka, mereka dianggap sebagai refleksi dari Adi-Buddha. Semua orang bijak yang terkenal dan para Bodhisatwa diyakini sebagai refleksi dari Adi-Buddha, dan banyak yang diidentifikasi sebagai Adi-Buddha itu sendiri.
Adi-Buddha lebih tepat jika disamakan dengan kekuatan abstrak Brahman, Ayn Sof, atau Arche, daripada sesosok pencipta personal seperti Yahweh atau Allah. Adi-Buddha juga tidak dianggap sebagai sang pencipta, melainkan sebagai pencetus segala sesuatu. Adi-Buddha adalah makhluk suci yang sejalan dengan pemikiran emanasionis.
Adi-Buddha merupakan representasi dari fenomena yang saling ketergantungan, sesosok entitas yang dapat dianggap sebagai pencipta dalam arti relatif. Meskipun fenomena secara simbolis dapat dihadirkan dalam sifat primordial Adi-Buddha yang juga menjadi sumber kolektif mereka, alam semesta tidak dianggap diciptakan secara linear serta memiliki relasi yang kontinu dan abadi terhadap Adi-Buddha. Ia juga menampilkan non-dualitas antara noumenom (pikiran tiap-tiap individu) dan fenomena (yaitu kosmos) yang juga dipandang saling berkaitan.
Pengertian
The Seeker's Glossary of Buddhism[1] memberikan pengertian mengenai Adi Buddha:
"Sebuah istilah yang digunakan oleh Buddhisme Mahayana, terutama di Nepal dan Tibet, untuk sang 'Buddha primordial', Buddha yang tanpa awal." (Ling: 8)
"Sang Buddha primordial. Meskipun konsep ini sendiri dapat ditelusuri hingga ke Buddhisme awal, secara luas diketahui bahwa penyebutan Adi-Buddha berkembang sempurna dalam Buddhisme esoterik. Dalam Buddhisme (Mahayana tradisional), sang Adi-Buddha diwakili oleh Mahavairocana Buddha". (Preb: 38)
Nama-nama Adi-Buddha
Meskipun semua sosok Buddhis dikatakan merupakan emanasi dari Adi-Buddha, beberapa Bodhisatwa tertentu diyakini merupakan Adi-Buddha itu sendiri. Personalitas tersebut sering kali dianggap sebagai tubuh Dharmakaya dari Adi-Buddha.
Istilah Samantabhadra dalam bahasa Sanskerta memiliki arti "Roh Kebenaran yang Sejati":
Sam (keseimbangan/ ketenangan/ setara/ keseimbangan kutub/ kesetaraan terhadap pandangan Dualisme dan Non-Dualisme yang dianggap saling menambah dan melengkapi/ tidak berpasangan atau memiliki rekan).
Samantabhadra adalah Adibuddha dalam pengertian Roh Kebenaran. Dalam Mahayana, Ia dianggap sebagai seorang Bodhisatwa (Kepribadian Tercerahkan) sebagaimana di Wajrayana Ia diterima sebagai Adibuddha (Kesadaran Primordial Di luar Persepsi). Hal ini menandai sejarah munculnya meditasi Buddhis atau perkembangan Yoga sepanjang waktu, dari Mahayana ke Tantrayana hingga Wajrayana: konsep Bodhisatwa mengalami perkembangan, melalui penemuan yang lebih mendalam mengenai Sang Kebenaran dalam sifat dasarnya yang esensial, sampai menjadi realisasi Buddha. Hal tersebut merupakan karya dari Padmasambhava.
Bodhisatwa Samantabhadra, yang menurut Avatamsaka Sutra telah membuat sepuluh sumpah agung,[2] dianggap sebagai Adi-Buddha dalam Wajrayana silsilah Nyingma, bersama dengan pasangannya yaitu Samantabhadri. Keduanya umumnya ditampilkan dalam kesatuan Tantrik (yab-yum). Samantabhadra berkulit biru tua sementara Samantabhadri putih. Keduanya muncul bersama sebagai Adi-Buddha dalam Bardo Thodol (Buku Kematian Tibet), sebagai pusat dari kumpulan para makhluk suci kedamaian. Wujud kemurkaan mereka adalah Mahotta Heruka dan Krodheshvari.
Terdapat kerancuan apakah Adi-Buddha Samantabhadra dan Bodhisatwa Samantabhadra adalah sama atau tidak. Keduanya muncul sebagai figur yang berbeda dalam Bardo Thodol.
Vajradhara (Tibetan= Dorje Chang) dipandang sebagai Adi-Buddha dalam silsilah Gelug dan Kagyu. Vajradhara juga dipercaya sebagai wujud Tantrik dari Buddha Sakyamuni. Ia juga digambarkan memiliki kulit berwarna biru tua. Doktrin esoterik-Nya dikatakan diturunkan kepada Marpa Lotsawa.
Dalam BuddhismeMahayana, Vairocana diinterpretasikan sebagai tubuh Tubuh Kesenangan dari Shakyamuni dan semua Buddha, sebagaimana disebutkan dalam Avatamsaka Sutra.[3] Namun, dalam teks Wajrayana, yaitu Mahavairocana Tantra, Vairocana digambarkan sebagai Sang Adi-Buddha. Mahavairocana Tantra merupakan dasar dari BuddhismeShingon, silsilah Buddhis esoterik tertua di Jepang yang menyebut Vairocana dengan nama Dainichi Nyorai (大日如來).
Dalam Waisnawa, istilah Adi-Buddha diaplikasikan kepada wujud asli Sugata sebagai sesosok awataraWisnu. Awatara Buddha Wisnu merupakan salah satu dari sepuluh awatara.
^Van Hien Study Group. 2003. The Seeker's Glossary of Buddhism, "Adi-Buddha", hal. 7. New York: Sutra Translation Committee of the United States and Canada. Strictly for free distribution
^Van Hien Study Group. 2003. The Seeker's Glossary of Buddhism, "Samantabhadra", hal. 673-674. New York: Sutra Translation Committee of the United States and Canada. Strictly for free distribution
^Van Hien Study Group. 2003. The Seeker's Glossary of Buddhism, "Vairocana Buddha", hal. 850. New York: Sutra Translation Committee of the United States and Canada. Strictly for free distribution