2 Samuel 7 (atau II Samuel 7, disingkat 2Sam 7) adalah pasal ketujuh Kitab 2 Samuel dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Dalam Alkitab Ibrani termasuk Nabi-nabi Awal atau Nevi'im Rishonim [נביאים ראשונים] dalam bagian Nevi'im (נביאים; Nabi-nabi).[1][2]
Teks
Waktu
- Kisah yang dicatat di pasal ini terjadi pada masa pemerintahan raja Daud, sekitar tahun 1011-971 SM.
Struktur
Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):
Ayat 12
- "Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya". (TB)[3]
Dengan menggunakan suara nabi Natan, Allah mengikat perjanjian dengan Daud.[4]
Ayat 13
- "Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya." (TB)[5]
Ayat 14
- Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia. (TB)[6]
Dikutip pada Ibrani 1:5 sebagai penggenapan oleh Yesus dalam menanggung kesalahan umat manusia.
Ayat 16
- "Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya." (TB)[7]
Perjanjian Allah dengan Daud akhirnya digenapi di dalam Yesus Kristus.[4][8]
Ayat 18
- Lalu masuklah raja Daud ke dalam, kemudian duduklah ia di hadapan TUHAN sambil berkata: "Siapakah aku ini, ya Tuhan ALLAH, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini?" (TB)[9]
Allah tidak mengikat perjanjian dengan Daud karena Daud layak, benar, atau telah melakukan perbuatan baik; sebaliknya perjanjian itu ditetapkan karena kemurahan dan kasih karunia-Nya—demi firman-Nya (2 Samuel 7:21), untuk kemuliaan nama-Nya (2 Samuel 7:26), masa depan umat-Nya Israel (2 Samuel 5:12), dan akhirnya keselamatan semua bangsa (2 Samuel 11:1,10). Daud menerima janji Allah ini dengan kerendahan hati dan iman.[4]
Lihat pula
Referensi
Pranala luar