"Telah lama, ketika Saul memerintah atas kami, engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel. Dan TUHAN telah berfirman kepadamu: Engkaulah yang harus menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas Israel." (TB)[3]
Daud berumur tiga puluh (30) tahun, pada waktu ia menjadi raja; empat puluh (40) tahun lamanya ia memerintah. (TB)[5]
Ayat 5
Di Hebron ia (Daud) memerintah atas Yehuda tujuh tahun enam bulan, dan di Yerusalem ia memerintah tiga puluh tiga tahun atas seluruh Israel dan Yehuda. .[6]
Referensi silang: 1 Tawarikh 3:4
Lamanya Daud memerintah di Hebron atas kaum Yehuda saja, yaitu selama 7 tahun 6 bulan, telah dicatat sebelumnya di pasal 2:11.[7]
Ayat 6
Lalu raja dengan orang-orangnya pergi ke Yerusalem, menyerang orang Yebus, penduduk negeri itu. Mereka itu berkata kepada Daud: "Engkau tidak sanggup masuk ke mari; orang-orang buta dan orang-orang timpang akan mengenyahkan engkau!" Maksud mereka: Daud tidak sanggup masuk ke mari..[8]
Daud akhirnya berhasil merebut Yerusalem, di mana ia memerintah selama 33 tahun (ayat 5).
Ayat 7
Tetapi Daud merebut kubu pertahanan Sion, yaitu kota Daud.[9]
Sion adalah bagian penting dari Yerusalem yaitu merupakan kubu pertahanannya. Dengan merebut kubu pertahanan itu berarti mudah untuk merebut seluruh Yerusalem. Daud merebut Yerusalem dan menjadikannya ibu kota Israel. Secara rohani, kota ini kemudian menjadi kota terkemuka di bumi, pusat kegiatan penebusan Allah bagi umat manusia. Yesus disalibkan dan dibangkitkan dari antara orang mati di Yerusalem, dan Roh Kudus dicurahkan atas para pengikut Yesus yang berkumpul di sana. Alkitab menyebut Yerusalem kota Allah (Mazmur 46:5; 48:2; 87:3; Ibrani 12:22; Wahyu 3:12).[10]
Ayat 11
Hiram, raja negeri Tirus, mengirim utusan kepada Daud dan kayu alas, tukang-tukang kayu dan tukang-tukang batu; mereka mendirikan istana bagi Daud.[11]
Ayat 13
Daud mengambil lagi beberapa gundik dan isteri dari Yerusalem, setelah ia datang dari Hebron dan bagi Daud masih lahir lagi anak-anak lelaki dan perempuan. (TB)[12]
"Daud mengambil lagi beberapa gundik dan isteri": Di sini dinyatakan kelemahan sifat Daud yang paling serius, yaitu "keinginannya yang kuat akan perempuan" (bandingkan 2 Samuel 3:1–5; 5:13), yang berefek buruk:
1) Kegagalan Daud untuk menahan dan mengatasi keinginan sensualnya membuat dia melanggar perintah Allah yang tertulis dalam Ulangan 17:15–17 (yang melarang raja-raja Israel mempunyai banyak istri), bertindak kejam terhadap Mikhal dan suaminya (2 Samuel 3:15–16), melakukan zina dengan Batsyeba (2 Samuel 11:1–5) dan menyuruh membunuh suaminya Uria (2 Samuel 11:6–27).
2) Nafsu Daud akan perempuan menjadi sumber dosa, kesusahan, dan penderitaan keluarganya (2 Samuel 12:9–14; 2 Samuel 13:1–18:33). Setelah berbuat dosa dengan Batsyeba Allah menimpakan hukuman dan bencana atas Daud selama sisa hidupnya (2 Samuel 12:10).[10]
Ayat 14
Inilah nama anak-anak yang lahir bagi dia di Yerusalem: Syamua, Sobab, Natan, Salomo, (TB)[13]
Bertanyalah Daud kepada TUHAN: "Apakah aku harus maju melawan orang Filistin itu? Akan Kauserahkankah mereka ke dalam tanganku?"
TUHAN menjawab Daud: "Majulah, sebab Aku pasti akan menyerahkan orang Filistin itu ke dalam tanganmu." (TB)[14]
"Bertanyalah Daud kepada TUHAN": Salah satu kekuatan Daud yang terbesar ialah keyakinannya yang teguh bahwa pertolongan dan bimbingan Allah merupakan hal yang mutlak perlu untuk berhasil dalam perang; jadi ia membiasakan dirinya untuk bertanya kepada Tuhan. Demikian pula, memenuhi maksud Allah bagi kehidupan orang beriman akan bergantung pada tindakan orang itu mencari bimbingan Allah melalui doa dan pimpinan Roh Kudus yang tinggal di dalamnya (bandingkan Roma 8:1–17).[10]
^W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
^J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857