Dari 2009 hingga 2010, mereka berkompetisi di 2. Bundesliga, kasta kedua sepak bola Jerman. Pada tahun 2010, setelah mengalahkan VfB Stuttgart di play-off degradasi, Union Berlin mendapatkan promosi ke liga teratas, Bundesliga, untuk ke lima kalinya.
Stadion kandang mereka, Stadion An der Alten Försterei adalah stadion terpendek di ibu kota Jerman. Sudah menjadi kandang bagi Union Berlin dan pendahulunya sejak dibuka pada tahun 1920.[1] Stadion ini juga menyelenggarakan konser dan acara tahunan Weihnachtssingen Christmas carols.[2]
Klub ini menjadi terkenal karena penggemarnya yang antusias dan kreatif serta nyanyiannya "Eisern Union" (Iron Union).[3]
Nomor 22 tidak akan dipakai oleh siapapun — sampai seseorang berhasil memecahkan rekor pencetak gol terbanyak Union Berlin sepanjang masa, Karim Benyamina yang mencetak 87 gol dalam 213 penampilan bersama klub ini. "Ini adalah sikap yang luar biasa dari presiden Dirk Zingler. Itu adalah hadiah untuk enam tahun yang sukses," katanya pada 2016. Lebih dari 14.000 penggemar memberikan Benyamina perpisahan karirnya bersama legenda lain, Torsten Mattuschka, yang dianggap sebagai ikon klub pada era itu.[5]
Rivalitas
Pada masa Jerman Timur, Union Berlin dikenal sebagai rival dari BFC Dynamo atau Dynamo Berlin, yang terafiliasi dengan Kementerian Keamanan Negara Jerman Timur (Stasi). Union Berlin menjadi ikon oposisi melawan sistem komunis.[6] Pendukung Union tumbuh dari kelas pekerja.[7][8][8] Pendukung Union Berlin kerap bersorak "The wall must go!" yang ditujukan pada tembok Berlin pada tahun 1980-an.[9][10][11]
Meskipun saat ini hanya ada dua klub besar di Berlin, Hertha Berlin dan Union Berlin, namun, kedua klub ini justru saling bersimpati. Latar belakang klub yang berbeda — Hertha Berlin dari Berlin barat, Union Berlin dari Berlin timur — justru menyimbolkan persatuan ketika Reunifikasi Jerman, pasca runtuhnya tembok Berlin. Pertemuan pertama kedua tim ini terjadi pada 1970-an.[12][13] Meskipun begitu, pada 2 November 2019, ketika Union Berlin berhadapan dengan Hertha Berlin untuk pertama kalinya di kasta tertinggi liga Jerman di Stadion An der Alten Försterei, terjadi kerusuhan setelah Sebastian Polter mencetak gol di menit ke-87 yang memastikan kemenangan untuk Union. Pertandingan tersebut harus dihentikan oleh wasit akibat tembakan kembang api oleh pendukung Hertha ke pendukung Union dan juga lapangan. Pendukung Hertha membakar kaus, bendera, dan syal Union selama kerusuhan.[14] Sebanyak 20-25 pendukung BFC Dynamo bergabung dengan pendukung Hertha di tribun tamu.[15]
Böttcher, Jan; Willmann, Frank. (2017). Alles auf Rot: Der 1. FC Union Berlin (dalam bahasa Jerman), Berlin: Blumenbar. ISBN978-3-351-05046-7 .
Koch, Matthias. (2013). "Immer weiter – ganz nach vorn": Die Geschichte des 1. FC Union Berlin (dalam bahasa Jerman). Göttingen: Die Werkstatt. ISBN978-3730700495 .
Luther, Jörn; Willmann, Frank. (2001). Und niemals vergessen – Eisern Union! (dalam bahasa Jerman). Berlin: BasisDruck. ISBN978-3861631262 .
^K. Farin/H. Hauswald: Die dritte Halbzeit, 1993,pp. 5–14.
^Dennis, Mike; LaPorte, Norman (2011). State and Minorities in Communist East Germany (edisi ke-1st). New York: Berghahn Books. hlm. 131. ISBN978-0-85745-195-8.
^ abTomilson, Alan; Young, Christopher (2006). German Football: History, Culture, Society (edisi ke-1st). Abingdon-on-Thames: Routlede, Taylor & Francis Group. hlm. 54. ISBN0-415-35195-2.
^Glaser, Joakim (2015). Fotboll från Mielke till Merkel – Kontinuitet, brott och förändring i supporterkultur i östra Tyskland [Football from Mielke to Merkel] (dalam bahasa Swedia) (edisi ke-1st). Malmö: Arx Förlag AB. hlm. 167–168. ISBN978-91-87043-61-1.
^Braun, Jutta; Wiese, René (7 June 2019). ""Hertha und Union – eine Nation"". Der Tagesspiegel (dalam bahasa German). Berlin: Verlag Der Tagesspiegel GmbH. Diakses tanggal 30 May 2021.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
^"Kampfsportler in der Kurve". Der Tagesspiegel (dalam bahasa Jerman). Berlin: Verlag Der Tagesspiegel GmbH. 9 November 2019. Diakses tanggal 5 December 2020.